Jumat, 28 April 2017

Kisah Nyata Impian Bopsy Menjadi Petugas Pemadam Kebakaran Terwujud

Kebajikan ( De 德 ) - Sebuah kisah nyata yang benar-benar sangat mengharukan dan menyentuh hati, tentang Impian seorang anak penderita leukemia yang ingin menjadi pemadam kebakaran telah diwujudkan oleh ibu dan kepedulian orang-orang yang penuh cinta di saat-saat terakhirnya.
Seperti dilansir dari huffingtonpost.com, Pada tahun 1978, Frank "Bopsy" Salazar yang berusia 5 tahun didiagnosa mengidap penyakit leukemia setelah dokter memeriksa hasil tes kesehatan anaknya. Dokter menyarankan pada ibunya, Octaviana Trujillo, yang berusia 26 tahun itu untuk memeriksakan dia di Rumah Sakit St Joseph dan Medical Center di Phoenix.
Namun Trujillo yang hanya orang tua tunggal, tidak mampu untuk merawatnya lebih lanjut sehingga dia cuma diperiksa saja. Selama dua tahun ke depan, Bopsy dirawat oleh Dr Frank Barranco, seorang dokter yang sudah 5 tahun banyak berbuat kebaikan, yang akhirnya memperkenalkannya kepada orang-orang yang akan membuat hari-hari terakhir anaknya menjadi lebih berarti.
"Apakah benar aku harus membiarkan impian-impian anakku juga hancur karena penyakit itu, Tuhan?" rintihnya dalam hati.Leukimia memang bukan penyakit yang dengan mudah disembuhkan, dan belum ada obat yang ampuh.
Barranco mengatakan pada Trujillo, Desember 1980 bahwa ada seorang wanita yang bernama Linda Pauling ingin berbicara dengannya. Setelah mereka bertemu, ibunya terinspirasi dan berpikir bahwa dia juga tak akan membiarkan anaknya kehilangan impiannya.
"Pauling mengatakan kepada saya bahwa sekalipun waktunya tak panjang lagi, setidaknya lakukan sesuatu demi membuat anak bahagia sebelum semuanya berlalu. Jangan hanya membiarkan dan kasihan pada anak-anak, tetapi wujudkan apa yang mereka inginkan. Lakukan sesuatu untuk memenuhi impian mereka, sementara mereka masih menjadi bagian dari dunia ini," kata Trujillo.
Keinginan Bopsy sebagai seorang petugas pemadam kebakaran terwujud
"Bopsy, hal apa yang paling kau impikan saat dewasa? Apakah kau pernah punya impian melakukan sesuatu atau menjadi seseorang yang kau inginkan?" tanya sang ibu.
"Oh iya bu, aku ingin sekali menjadi seorang petugas pemadam kebakaran ketika dewasa nanti," katanya penuh semangat.
"Baiklah, mari kita lihat apakah kita bisa mewujudkan keinginanmu nanti," kata ibunya sambil tersenyum.
Tak menunggu lama, ketika anaknya masih berbaring di rumah sakit, sang ibu pergi ke sebuah kantor pemadam kebakaran di Phoenix, Arizona. Ia bertemu dengan seorang pemadam kebakaran yang memiliki hati yang seluas wilayah Phoenix..
Ia menjelaskan kondisi penyakit Bopsy padanya dan bertanya, apakah anaknya diperbolehkan untuk berkeliling disekitat rumahnya dengan mengendarai mobil pemadam kebakaran?
Bob menjawab, "kami tidak hanya akan membuatnya berkeliling saja, tapi bahkan kami akan melakukan hal yang lebih dari itu. Kami memutuskan untuk memberinya lencana dan jaket. Kami juga akan membiarkan dia menggunakan selang.
Kami akan membawanya ikut serta ke dalam truk. Dia bisa datang ke sini, makan bersama dengan kami, ikut menjawab panggilan darurat dan bekerja dengan kami. Kami akan menjaganya.
Dan bila kami bisa tahu berapa ukuran bajunya, kami akan membuatkan seragam pemadam kebakaran serta topi pemadam sungguhan, bukan mainan. Lengkap dengan emblem, serta sepatu karet yang biasa kami gunakan. Pabrik kami bisa membuatnya khusus untuknya."
Merasa terharu dan berkaca-kaca, sang ibu menyeka air matanya yang sempat jatuh ketika mendengarkan kepedulian orang yang bahkan tak dikenalnya itu.
Tiga hari kemudian, Bob memberi seragam pada Bopsy dan menjemputnya dari rumah sakit, naik ke atas mobil pemadam kebakaran, di mana ia duduk di pangkuan Bob di belakang setir.
Ada tiga panggilan darurat hari itu, dan Bopsy juga ikut serta menjawab panggilan tersebut. Aksinya bahkan direkam oleh sebuah media televisi setempat, petugas pemadam kebakaran juga menyematkan lencana pemadam kebakaran resmi di seragamnya, sehingga membuat Bopsy sebagai petugas kehormatan pemadam kebakaran pertama di kota itu.

Karena kebahagiaan yang dimilikinya, Bopsy yang berusia 7 tahun itu bahkan hidup 3 bulan lebih lama dari perkiraan dokter.

Namun pada April 1981, setelah Paskah, ia kembali dirawat di rumah sakit St Joseph setelah kesehatannya menurun dan dokter mengatakan bahwa ia tinggal menunggu hari, bahkan mungkin hanya tinggal beberapa jam saja untuk bertahan hidup.
Pada malam ketika kondisi kesehatan Bopsy sudah sangat lemah, perawat rumah sakit tidak ingin Bopsy melewatkan malam terakhirnya sendirian. Ia mulai menghubungi seluruh keluarganya untuk datang ke rumah sakit.
Ia juga ingat soal cerita Bopsy menjadi pemadam kebakaran, ia pun berusaha menghubunginya dengan harapan setidaknya ada perwakilan pemadam kebakaran yang bisa mengantar kepergian Bopsy.
Tak terduga, Bob yang menjawab panggilan telefon itu lagi. Ia mengatakan akan tiba di rumah sakit dalam waktu lima menit. Ia juga akan membawa serta truk pemadam kebakaran lengkap bersama anggota mereka. Mereka tidak akan datang lewat pintu, melainkan naik tangga dan muncul lewat jendela.
Ketika Bob mengetuk jendela ruangannya, Bopsy memandang keluar dan ia melihat petugas pemadam kebakaran Bob datang dengan tersenyum di wajahnya. Kemudian, satu per satu, empat petugas pemadam kebakaran lainnya naik ke ruangan Bopsy di lantai tiga jendela untuk memberinya semangat.
Bopsy sangat gembira. Dia mendongak ke ibunya."Kau tahu, Bu," katanya. "Saya benar-benar ingin pergi ke bawah untuk melihat mereka. Aku ingin berada di luar sana dengan tim saya."
Bopsy lalu didorong ke lantai bawah untuk bertemu dengan anggota Pemadam Station 1, bahkan truk mereka juga telah berganti nama menjadi "B1" untuk "Bopsy 1."
Para petugas pemadam kebakaran kemudian mengambil tangga dan mengangkat Bopsy naik ke tangga yang paling tinggi. Salah satu dari mereka juga ikut naik ke atas.
"Hal ini sepertinya mengisyaratkan, 'Lihat, Anda sudah berada pada jalan ke surga," kata Trujillo.
Menjelang akhir kunjungan, Bopsy berpaling ke Bob dan bertanya padanya, "Pak kepala pemadam, apakah saya masih benar-benar seorang pemadam kebakaran saat ini?"
"Iya Bopsy, tentu saja kau adalah seorang pemadam kebakaran sekarang," jawab Bob.
Keesokan harinya, Bopsy akhirnya meninggal dengan tersenyum bahagia, disamping ibu, nenek dan bibi yang berada di sisinya. Impiannya untuk menjadi seorang pemadam kebakaran telah diwujudkan oleh ibu dan kepedulian orang-orang yang penuh cinta.
Hidup ini memang singkat dan sangat berharga, mari kita iisi dengan hal-hal yang membahagiakan dan bermanfaat, biarkan dihabiskan dengan keluarga dan orang terdekat.
Lakukanlah apa yang bisa kita lakukan untuk orang yang terkasih, sebelum semuanya menjadi terlambat. Salam kebajikan.

- copas dari akum jas merah (facebook)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kebakaran Rumah Tinggal di Haurgeulis

 Kebakaran Terjadi pada hari Kamis  9 februari 2022, pada pukul 11.30 .  Pemadam Kebakaran Kabupaten Indramayu mengerahkan 1 unit Mobil Damk...